Senin, 12 Desember 2016

Pertentangan Sosial

Pertentangan sosial (konflik) merupakan suatu konflik yang biasanya timbul akibat faktor-faktor sosial, contohnya salah paham. Pertentangan sosial ini adalah salah satu akibat dari adanya perbedaan-perbedaan dari norma yang menyimpang di kehidupan masyarakat. Pertentangan sosial (konflik) dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya.

Penyebab pertentangan sosial antara lain:
1.  Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
2.  Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
3.  Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
4.  Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Pertentangan sosial bisa terjadi didalam keluarga, antar kelompok-kelompok sosial (antar geng), kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa), konflik antar politik, dan antar satuan nasional (kampanye, perang saudara). Namun ada beberapa cara dalam pemecahan konflik yaitu:
1.  Elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
2.  Subjugation atau Domination yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan besar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya.
3.  Majority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.  Minority Consent yaitu kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5.  Compromise artinya kedua atau semua kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.

Pertentangan sosial (konflik) tidak selamanya buruk dari hal tersebut terdapat juga dampak positif, walaupun tentu saja tetap ada dampak negatifnya. 
Dampak positif konflik sosial adalah:
1.  Dapat menciptakan integrasi yang harmonis
2.  Memperkuat identitas pihak yang berkonflik
3.  Menciptakan kelompok baru
4.  Membuka wawasan
5.  Memperjelas beberapa aspek kehidupan yang belum tuntas
6.  Meningkatkan solidaritas antar anggota kelompok
7.  Mengurangi rasa ketergantungan antara individu atau kelompok
8.  Memunculkan kompromi baru
Dampak negatif konflik sosial adalah:
1.  Rusaknya fasilitas umum
2.  Terjadi perubahan kepribadian
3.  Menyebabkan dominasi kelompok pemenang
4.  Menimbulkan keretakan hubungan antar individu dan kelompok
5.  Menyebabkan rusaknya berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa



Source:
http:// suci_k.staff.gunadarma.ac.id/.../pertentangan-pertentangan-sosial-dan-integrasi(9).pdf

Minggu, 04 Desember 2016

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat atau society adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Menurut M.J Herskovits masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.

A. Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan  dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan  bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai, saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.

Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:

1.  Di dalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
2.   Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban).
3.  Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yag biasa mengisi waktu luang.
4.  Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.

Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maka mereka selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya dalam hal tersebut mereka akan selalu bekerja sama dengan bergotong royong.

B. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan  masyarakat pedesaan. Orang-orang kota sudah memandang pengggunaan kebutuhan hidup, hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya. Orang desa memandang makanan sebagai suatu alat memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan orang kota makanan sebagai alat unutk memenuhi kebutuhan sosial. Demikian pula masalah pakaian, orang kota memandang pakaian sebagai alat kebutuhan sosial bahkan pakaian yang dipakai merupakan perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai.

Adapun beberapa ciri dari masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut:

1.  Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2.  Orang-orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
3.   Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4.  Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5.  Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6.  Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
7.  Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan di perkotaan. Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas. Udaranya bersih, sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti berbagai jenis tumbuhan dan berbagai satwa disela-sela pepohonan. Semua ini sangat berlainan dengan lingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspal. Bangunan-bangunan menjulang tinggi saling berdesak-desakan dan kadang- kadang berdampingan dan berhimpitan dengan gubug liar dan pemukiman yang padat.
Perbedaan lainnya adalah masalah mata pencaharian, kegiatan utama penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris. Kegiatan ekonomi utama tergantung pada usaha pengelolaan tanah untuk keperluan pertanian, peternakan dan termasuk juga perikanan darat. Sedangkan kota merupakan pusat kegiatan ekonomi sekunder yang meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah satu sama lain, bahkan diantara keduanya terdapat hubungan yang erat bersifat ketergantungan karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis pekerjaan tertentu dikota. Kota juga menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat desa bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, obat untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi.



Senin, 21 November 2016

Pelapisan Sosial

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat dalam Masyarakat

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
3. Ukuran kehormatan
4. Ukuran ilmu pengetahuan

Pelapisan sosial dalam masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas yaitu :
a. Kelas atas (upper class)
b. Kelas menengah (middle class)
c. Kelas bawah (lower class)

Berikut beberapa contoh pelapisan sosial :
1. Pada masyarakat kota aspek kehidupan pekerjaan, ekonomi, atau social politik lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengan di desa
2. Pada masyarakat desa kesenjangan (gap) antara kelas ekstern dalam piramida sosial tidak terlalu besar
3. Pada masyarakat kota antara kelas ekstern yang kaya dan miskin cukup besar. Di daerah pedesaan tingkatannya hanya kaya dan miskin saja
4. Pada umumnya masyarakat pedesaan cenderung berada pada kelas menengah menurut ukuran desa, sebab orang kaya dan orang miskin sering bergeser ke kota. Kepindahan orang miskin ini disebabkan tidak mempunyai tanah, mencari pekerjaan ke kota atau ikut transmigrasi. Apa yang dibutuhkan dan diinginkan dari golongan miskin ini sering desa tidak mampu mengatasinya.
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungkan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara.
Berikut contoh kesamaan derajat :
Dalam lingkungan Berbangsa dan Bernegara :
1.      Dibentuknya lembaga peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan.
2.      Adanya kebebasan dan pengakuan dalam memperoleh pendidikan, pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3.      Pemerintah memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada warga negaranya.
Dalam lingkungan Masyarakat :
1.      Aktif dalam musyawarah, kerja bakti dalam masyarakat.
2.      Aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat.
Dalam lingkungan Sekolah :
1.      Sekolah memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada murid.
2.       Jika ada murid terkena musibah, maka guru dan teman-temanya membantu.
Dalam lingkungan Keluarga :
1.      Orangtua bersikap demokratis.
2.      Orangtua memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada anak-anaknya.
3.      Apabila salah satu anggota keluarga membutuhkan bantuan, maka seluruh keluarga berusaha membantu.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat itu saling berkaitan. Jika pelapisan sosial berhubungan dengan pengelompokkan anggota masyarakat pada kelas-kelas tertentu, maka kesamaan derajat adalah yang membuat perbedaan kelas-kelas tersebut memiliki kesamaan derajat yang sama didalam lingkungan pribadi, masyarakat, dan negara.



Source:
https://abiand.wordpress.com/tugas/5-pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/

Minggu, 06 November 2016

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda dalam KBBI adalah orang muda laki-laki. Atau menurut istilah pemuda adalah individu berkarakter generasi penerus bangsa yang sedang mengalami perkembangan untuk menciptakan pembangunan baik untuk saat ini maupun dimasa datang. Sosialisasi adalah proses penanaman dan pembelajaran nilai dan aturan serta membentuk kepribadian dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Dengan bersosialisasi pemuda dapat mengenal lingkungan sekitar, memahami karakter masing-masing masyarakat, dan mengetahui bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dalam kelompok tersebut.
Peran pemuda dalam bersosialisasi dimasyarakat saat ini mengalami penurunan, dulu biasanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, dan adat istiadat yang berperan aktif untuk mensukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda jaman sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain-main dan lebih suka peranan di dunia maya daripada di dunia nyata. Lebih aktif di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path dan lain-lain, lebih sering main game online dibandingkan dengan ikut suatu organisasi masyarakat, duduk bermusyawarah membahas kemajuan Rt/Rw, Kecamatan, Provinsi bahkan Negara. Sebagai seorang pemuda kita dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan masyarakat. Karena pemuda ialah generasi penerus bangsa yang akan membawa perubahan bagi masyarakat dan negara. Seperti makna dalam Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Itu berarti perjuangan pemuda jaman kemerdekaan dulu untuk memerdekakan bangsa Indonesia sangat besar, bagaimana mereka dengan tidak gentar melawan penjajah dengan bersenjata bambu runcing bisa memberikan perubahan untuk Negara Indonesia saat itu. Maka masa reformasi saat ini pemuda diharapkan bisa melanjutkan perjuangan pemuda jaman dulu, bukan dengan senjata, berperang atau semacamnya tapi bisa dengan mengembangkan dan memajukan pendidikan atau memberikan pelatihan untuk mengembangkan potensi yang ada dimasyarakat. Kecanggihan teknologi saat ini harus dimanfaatkan dengan baik jangan sampai hal itu mengurangi rasa sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Semoga pemuda-pemuda masa kini bisa memberikan perubahan menuju masyarakat yang lebih baik dan lebih maju, tidak hanya berunjuk rasa dan membuat kerusuhan. Walaupun sebenarnya tidak semua pemuda seperti itu banyak juga pemuda yang bersosialisasi di masyarakat dengan baik.

Minggu, 23 Oktober 2016

Peran Keluarga Dalam Bermasyarakat

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Ada beberapa jenis keluarga, yaitu:
  • Keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
  • Keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak mereka yang terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
  • Keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak. Keluarga juga merupakan cermin dari masyarakat yang sehat. Anak merupakan generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu anak perlu di didik sebaik mungkin agar menjadi generasi penerus yang berkarakter dan  berkepribadian baik.
Berikut peran keluarga dalam bermasyarakat:
1.      Membangun karakter anak
2.      Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada  anak agar bisa hidup bermasyarakat.
3.      Membangun kemampuan anak untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien.
4.      Membuat anak mampu mengembalikan fungsi-fungsi  melalui intropeksi diri yang tepat.
5.    Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada anak yang mempunyai tugas dalam masyarakat.
Namun itu semua tidak akan terwujud jika tidak disertai dengan peran orang tua dalam pembentukan kepribadian yang baik pada anak. Karena orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus memberikan teladan terhadap anaknya agar bisa menghargai orang lain, menilai yang baik dan yang buruk, bersikap adil, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu orang tua berperan untuk:
1.      Memberikan kasih sayang kepada anak.
2.      Memelihara kesehatan anak.
3.      Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4.      Menyekolahkan anak sesuai dengan keinginannya.
5.      Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar.
6.      Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai dengan usia anak.
7.      Ibu dan ayah harus dapat membawakan peran sebagai orang tua yang baik didepan anak-anaknya dan memberikan contoh yang tidak keliru.
8.      Mengajak anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.




Source:
http://trisaktiwijayanti27.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.kompasiana.com/lalugigirgilazpristiwa/peran-keluarga-dalam-proses-sosialisasi_54f968b4a3331148548b4589